Senin, 15 Juni 2015

Jenis Jabatan Apa PPK non Fisik itu?

Jenis Jabatan Apakah PPK non-Fisik pada Pengadaan Barang atau Jasa

Pernyataan diatas menjadi menarik untuk dikaji karena keberadaan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 beserta perubahannya, hanya mengatur tentang PPK dan tidak pembahasan tentang PPK non-Fisik. Namun kenyataanya ada instansi atau satuan kerja yang menggunakan istilah PPK non-Fisik, menurut saya ini adalah keliru.
PPK memiliki tugas pokok dan kewenangan sebagai berikut: (Perpres. No. 54 Tahun 2010 Pasal 11)
a.    menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi: 1) spesifikasi teknis        Barang/Jasa; 2) Harga Perkiraan Sendiri (HPS); dan 3) rancangan Kontrak.
b.    menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
c.    menyetujui bukti pembelian atau menandatangani Kuitansi/Surat Perintah Kerja (SPK)/surat perjanjian;
d.    melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa;
e.    mengendalikan pelaksanaan Kontrak;
f.    melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA;
g.    menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA dengan Berita Acara Penyerahan;
h.    melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan
i.    hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan; dan menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.


PPK merupakan Pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA untuk melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa. Untuk ditetapkan sebagai PPK harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.    memiliki integritas;
b.    memiliki disiplin tinggi;
c.    memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk melaksanakan tugas;
d.    mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memiliki keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak pernah terlibat KKN;
e.    menandatangani Pakta Integritas;
f.    tidak menjabat sebagai Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) atau Bendahara; dan
g.    memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa.
h.    Persyaratan tidak menjabat sebagai PPSPM sebagaimana dimaksud, dikecualikan untuk PA/KPA yang bertindak sebagai PPK.
i.    Dalam hal tidak ada personil yang memenuhi persyaratan untuk ditunjuk sebagai PPK, persyaratan pada huruf g dikecualikan untuk: 1). PPK yang dijabat oleh pejabat eselon I dan II di K/L/D/I; dan/atau, 2). PA/KPA yang bertindak sebagai PPK.


Sebelum membahas lebih jauh, mari kita uraikan terlebih dahulu apa pengertian dari Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK. PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa (Perpres. No. 4 Tahun 2015 Pasal 1 butir ke 7). Sedangkan berdasarkan Perpres. No. 54 Tahun 2010 Pasal 3 menjelaskan bahwa pelaksanaan pengadaan Barang/Jasa dilakukan melalui:
1.    Swakelola; dan/atau
2.    Pemilihan Penyedia Barang/Jasa


Pengadaan Barang/Jasa melalui swakelola,
Swakelola merupakan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat. (Pasal 26 Perpres. No. 70 Tahun 2012)


Pekerjaan yang diswakelolakan meliputi: (Pasal 26 Perpres. No. 70 Tahun 2012 butir ke 2)
a.    pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan/atau memanfaatkan kemampuan teknis sumber daya manusia, serta sesuai dengan tugas dan fungsi K/L/D/I;
b.    pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi langsung masyarakat setempat atau dikelola oleh K/L/D/I;
c.    pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak diminati oleh Penyedia Barang/Jasa;
d.    pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ ditentukan terlebih dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa akan menimbulkan ketidakpastian dan risiko yang besar;
e.    penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau penyuluhan;
f.    pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) dan survei yang bersifat khusus untuk pengembangan teknologi/metode kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa;
g.    pekerjaan survei, pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah, pengujian di laboratorium dan pengembangan sistem tertentu;
h.    pekerjaan yang bersifat rahasia bagi K/L/D/I yang bersangkutan;
i.    pekerjaan Industri Kreatif, inovatif dan budaya dalam negeri;
j.    penelitian dan pengembangan dalam negeri; dan/atau;
k.    pekerjaan pengembangan industri pertahanan, industri alutsista dan industri almatsus dalam negeri.


Pengadaan Barang/Jasa melalui Pemilihan Penyedia Barang/Jasa yakni Pemilihan Penyedia Barang/Jasa untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan Barang/Jasa melalui proses e-Katalog, e-Purchasing, dan e-Tendering. (Perpres. No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya)

Baiklah, sekarang kita kembali ke judul di atas, berdasarkan Perpres. No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya, sejauh ini belum ditemukan isitilah PPK non-Fisik, yang ada hanya Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK.




Catatan: Bekerjalah sesuai aturan, jangan main-main jika tak ingin pindah rumah.

Senin, 13 April 2015

Tata Cara Pembayaran Tukin untuk PNS yang Suka Telat



Pembayaran Tunjangan Kinerja untuk PNS yang Suka Datang Terlambat dan Pulang Sebelum Waktunya Berdasarkan Keputusan Sekjend. Kementerian Agama Nomor 13 Tahun 2014 (Silahkan Download SK tersebut disini gan http://www.kemenag.go.id/file/file/InfoPenting/aqwu1418386635.pdf ). Mari Kita Simak dan Hitung Bersama:

TIDAK HADIR DENGAN ATAU TANPA KETERANGAN
Setiap ketidakhadiran masuk kantor dikenakan pemotongan tunjangan kinerja berdasarkan kategori berikut :

No
Kategori
Keterangan
Pemotongan
11
Izin Alasan Penting
Izin tidak hadir dibuktikan dengan surat
2,5 %
12
Izin Sakit
Izin tidak hadir karena sakit dibuktikan surat keterangan dokter
0 % untuk 2 hari pertama, selanjutnya dikenakan 2,5 %
13
Izin Meninggalkan Pekerjaan
Meninggalkan pekerjaan/kantor pada jam kerja dengan alasan yang sah dibuktikan dengan SPT dan surat undangan antara lain : Rapat, Tugas Operasional/Administrasi, Seminar, Workshop, Perjalanan Dinas, Diklat, Training/Kursus, Menghadiri Undangan
0%
14
Meninggalkan Pekerjaan
Meninggalkan pekerjaan/kantor pada jam kerja tanpa izin (alasan yang sah)
2 %
15
Tidak hadir tanpa keterangan
Tidak hadir tanpa keterangan / alasan yang sah (bolos, mangkir)
3 %

Sanksi Lambat Masuk:
Terlambat datang 1 - 30 menit dipotong  0.5% disebut TL.1
Terlambat datang 31 - 60 menit dipotong  1% disebut TL.2
Terlambat datang 61 - 90 menit dipotong  1.25% disebut TL.3
Terlambat datang lebih dari 90 menit dipotong  1.5% disebut TL.4
gak mau datang g apa2, wkwkwk (saran saya anda buat aja surat dinas luar kota, ijin, dsbnya, awas bahaya tanpa keterangan ntar dipecat lho (diberhentikan dengan hormat) alpa selama 46 hari kerja atau lebih dalam setahun sesuai PP 53 tahun 2010)

Sanksi Pulang Sebelum waktunya:
Pulang 1 - 30 menit sebelum waktunya dipotong  0.5% disebut PSW.1
Pulang 31 - 60 menit sebelum waktunya dipotong  1% disebut PSW.2
Pulang 61 - 90 menit sebelum waktunya dipotong  1.25% disebut PSW.3
Pulang lebih dari 90 menit sebelum waktunya dipotong  1.5% disebut PSW.4

Tidak Masuk Kerja 1 (satu) hari dipotong 3%
Sakit lebih dari 3 (tiga) hari yakni 4 hari dipotong 8% = 4 x 2%, jika kurang atau sama dengan 3 hari tidak ada potongan alasan sakit alias 0%.
Hukuman disiplin ringan dipotong 20%, sedang 30%, berat a 40%, berat b 50 % berat c 60% baca PMA Nomor 49 Tahun 2014 disini http://kalteng.kemenag.go.id/file/file/GONDO/kmbp1416458424.PDF

Misal Tukin seorang PNS bernama sifulan Grade 7 sejumlah Rp. 2.304.000

15 x 0.5 = 7.5 % (sifulan datang telat 1 menit selama 15 hari dalam sebulan)
7 x 0.5 = 3.5 % (sifulan pulang sblum waktunya 1 menit selama 7 hari dalam sebulan)
1 x 3% = 3% (sifulan tanpa keterangan tidak masuk kerja selama 1 hari dalam sebulan)
5 x 2.0 = 10 % (sifulan sakit selama 5 hari dalam sebulan)
Jumlah Persentase pemotongan = 24%

Potongan Tukin Sifulan dalam sebulan menjadi 2.304.000 x 24% = Rp. 552.960

Jumlah Terima Tukin Sifulan dalam sebulan adalah 2.304.000 –  552.960 = Rp. 1.751.040

Jadi Begini rumusnya gan..




Catatan: Bagi pihak berwenang yang menentukan grading PNS buatlah Grade paling maksimal untuk penyeimbangan jumlah potongan.